Thursday, June 13, 2019

Beginilah Proses Belajar Worldview Dari Hamid Fahmy Zarkasyi

SATU materi inti, disaat ke UNIDA Gontor serta belajar langsung dengan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi yaitu ‘Kerangka Berfikir’. Materi ini terangkum dalam topik besar Worldview‘. Kita di tempat ini belajar mengenai itu. Belajar bagaimana bangun mental, sikap, serta metode lihat mengenai kenyataan serta kebenaran dari sudut pandang Islam yang lurus.

Belajar bagaimana seseorang muslim miliki akidah fikriyah yang benar. Tak kebablasan liberal serta stabil konservatif. Ini materi basic yang sangat utama untuk bangun peradaban Islam dengan pengetahuan.

Adapaun jadi pengantar, sedikit akan saya jabarkan mengenai dimana kita mengawali pengkajian. Bicara perihal ide serta artian pada suatu hal itu, tak dapat terlepas dari mengkaji apa ‘maksud kata’ yang di gunakan untuk melukiskan ide itu. Jadi, pengkajian kita di tempat ini, bakal mulai dengan mengkaji kata ‘weltanschauung’ atau worldview’ dahulu dari aslinya serta pengertiannya.

Asal atau histori kata ini, di munculkan pertama oleh pemikir asal Jerman yang bernama Emanuel Kant (1724-1804) . Mulai saat itu, kata ini kerap dipakai dalam ruangan pendidikan serta diskursus yang popular. Weltanschauung dengan simpel disimpulkan jadi metode pandang pada dunia. Bagaimana dalam Islam? Secara singkat, bila dalam agama Islam, metode pandang ini juga ada serta dia dibuat oleh Agama. Jadi, metode pandang Islam itu ada sejak mulai Nabi Adam ya bermakna. Lantaran semua Nabi agamanya Islam.


Dalam kerangka Nabi Muhammad ﷺ, jadi Beliaulah yang membuat metode pandang beberapa Teman akrab disaat itu dengan Wahyu. Lalu dia disempurnakan dengan akhlak dari Nabi, serta ini jadi sumber khusus ke-2 dalam Islam, ialah yang biasa kita mengenal dengan Sunnah Nabi. Berkembangannya, metode pandang Islam kini dibuat oleh Al-Qur’an serta Sunnah. Jadi, apa yang dibahas Kant, dalam Islam dia ada juga serta dia miliki ciri-khas yang sendiri yang bakal kita ulas ke depannya.
Baca Juga : pengertian media pembelajaran

Mengenai kata weltanschauung atau worldview, dapat kita sebut jadi suatu makna yang sekular. Mengapa? Lantaran dia tak mengkaji ide lihat beberapa hal yang kecuali fisik. Dia semata-mata melihat dunia yang fisik-fisik saja. Yah, perihal yang dapat kita lihat dengan mata ini saja. Jadi, persoalan-persoalan malaikat, jin, Tuhan, serta sifat-safat Tuhan dalam pelajaran akidah itu betul-betul tak dipandang miliki hubungan dengan dunia ini.

Bahkan juga mengenai kuda poni bersayap, peri, dewa-dewa, tuhan mereka tidak juga miliki hubungan dengan alam serta dunia ini. Jadi, agama ya agama, serta janganlah di masukan ke kehidupan sosial, sains, ekonomi serta politik begitu. Ini lah yang dimasud metode pandang atau worldview’ sekular.


Apakah yang disebut worldview? Di sini, yang kami peroleh dari perkuliahan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, artian worldview umumnya di sebutkan tiga.

Pertama, menurut Ninian Smart. Yaitu suatu keyakinan serta apa-apa yang ada dalam pemikiran orang yang berperan jadi motor untuk kelangsungan serta pergantian sosial serta akhlak. Maka kalau yang diakui, dirasa, dipikirkan sampai azas (moto) untuk prilaku sosial serta moralnya itu yaitu worldview.
Simak Juga : pengertian belajar

Ke-2, Thomas F Wall yaitu “An integrated sistim of basic beliefs about nature of yourself, reality, and the meaning of existence. ” Yang terjemahan bebasnya “Sistem keyakinan basic yang integral mengenai kita, kenyataan, serta artian eksistensi”. Jadi apa yang kita yakini mengenai kita, mengenai kenyataan di sekitar kita serta seluruh bentuk alam semesta ini yaitu worldview.

Uraian umum ke-3 menurut Arparslan Acikgence. Worldview yaitu azas untuk tiap prilaku manusia, termasuk juga aktifitas-aktifitas ilmiah serta technologi. Tiap kesibukan manusia pada akhirnya bisa dijelajahi pada pandangan hidupnya, serta dengan demikian aktifitasnya itu bisa direduksi ke pandangan hidup. Jadi yang memajukan seorang mengerjakan aktivitas dalam sektor sains ataupun technologi itu yaitu worldview.

Ke-3 uraian di atas berlaku untuk peradaban atau agama umumnya. Tapi uraian untuk Islam memiliki nilai makin lantaran sumbernya serta spektrumnya yang luas serta utuh.

Worldview dalam Islam tidak sekular seperti worldview Barat yang disinggung di atas. Sampai, istilahnya dia kurang serasi bila kata weltanschauung atau worldview disepadankan begitu saja.

Permasalahannya yaitu, jika kalimat dalam Islam, tak dapat sebatas disamakan setelah itu diterminologikan dalam bahasa lain.


Seperti kata ‘al-‘Ilm’ misalnya. Dalam Islam tak dapat disamakan dalam kata pengetahuan dalam bahasa Indonesia atau science dalam bahasa Inggris.

Masalah ini lantaran al-‘Ilm yaitu perihal yang meliputi pengetahuan serta Iman. Jadi, sederhananya pengetahuan dunia serta pengetahuan akhirat yaitu ‘ilm. Mengenai kata pengetahuan atu science di Barat, tak memandang tahu Allah itu yaitu suatu pengetahuan. Dia sekular! .

Kata di luar Islam tak dapat disamakan serta disimpulkan sama demikian saja dengan istiliah dalam Islam. Umpama kata ‘civilization’ tak dapat disamakan dengan peradaban Islam, lantaran civilization miliki arti sekular yang di dalamnya cuma ada ide ketatanegaraan serta politik. Jadi perlulah menambahinya dalam kata ‘Islamic civilization’ untuk melukiskan suatu peradaban Islam atau disamakan dalam kata ‘tamaddun’ yang didalamnya berisi ide Islam jadi Din, jadi basis semua segi kehidupan serta pusat peradaban.

Demikianlah, kata. Kata yang melukiskan suatu ide, miliki ide. Dia sendiri nyatanya miliki hubungan dengan carapandang. Tiap kata berisi arti serta tiap arti mempunyai kandungan ide serta tiap ide dibuat oleh suatu worldview.

Jadi, dalam kerangka peradaban begini, dalam mengartikan serta menyamai makna, tak sederhana serta segampang yang kita pikirkan ya.

No comments:

Post a Comment

Industri Kreatif dalam Bidikan Para Pengusung Modal

Saat ini, pesan kopi di cafe dapat dikerjakan melalui aplikasi. Warunk Upnormal serta Fore Coffee udah mengawalinya. Di Warunk Upnormal, pen...