Thursday, November 21, 2019

Spesies Baru Katak Bertanduk dari Hutan Kalimantan

Periset sudah temukan katak type paling baru dengan nama Katak Sundul Kalimantan, atau Megophrys Kalimantanensis. Nyatanya, type katak ini berlainan dengan spesies katak pinokio. Katak Sundul Kalimantan diketemukan waktu ekspedisi di Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan serta Kalimantan Timur, di Bario, Sarawak serta Pegunungan Crocker di Sabah, Malaysia. Team periset terbagi dalam instansi-instansi yakni Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI); Kyoto University, Jepang; Aichi University of Education, Jepang; Institut Tehnologi Bandung; serta Kampus Negeri Semarang. Simak juga: Serba Serbi Hewan: Berikut Katak Paling besar di Dunia, Dapat Bangun Kolam Pemberian nama Kalimantanensis adalah toponim dari nama pulau Kalimantan.

Simak Juga : morfologi
Hasil riset itu sudah diterbitkan di jurnal Zootaxa vol. 4679. Dikutip dari situs sah LIPI, periset bagian herpetologi Pusat Riset Biologi LIPI, Amir Hamidy, mengatakan morfologi Katak Sundul Kalimantan ini benar-benar seperti dengan Katak Sundul Pinokio (Megophrys nasuta). Katak Sundul Pinokio menyebar luas dari mulai Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Spesimen pertama dari type baru ini sebenarnya telah dikoleksi pada tahun 2008 oleh periset senior Pusat Riset Biologi LIPI, Irvan Sidik, tetapi dengan nama katak sundul pinokio. Simak juga: Halo Prof! Apa Perbedaannya Katak dengan Kodok? Walau dikoleksi semenjak tahun 2008, tetapi beberapa pekerjaan ekspedisi lapangan di lokasi Pegunungan Meratus baru dikerjakan kembali ke 2019. “Di ekspedisi kesempatan ini bukan sekedar spesimen individu dewasa yang sukses dikoleksi, dan juga koleksi kecebong serta suara yang dibuat oleh individu jantan,” kata Amir di Cibinong, Jumat (4/10/2019). Lewat pendekatan morfologi, molekuler serta akustik, spesimen yang awalnya disangka jadi Katak Sundul Pinokio nyatanya adalah type yang berlainan serta belum mempunyai nama ilmiah. Beberapa ciri Dibanding dengan Katak Sundul Pinokio, katak type baru ini mempunyai sundul (dermal accessory) di bagian moncong serta mata yang lebih pendek bila dibanding dengan Katak Sundul Pinokio. Dan ada sepasang lipatan lateral penambahan pada sayap. Saat berudu, katak ini berwarna coklat tua yang cenderung ke oranye-coklat serta menjadi coklat pucat saat dewasa. Dengan akustik, suara individu jantan Katak Sundul Kalimantan ini mempunyai macam yang makin banyak serta lebih panjang bila dibanding dengan Katak Sundul Pinokio. “Berdasarkan hasil analisa dari tiga cara pendekatan itu kami mengaitkan jika type itu adalah type baru dan dinamakan Megophrys kalimantanensis,” tutur Amir. Habitat Penemuan Katak Sundul Kalimantan yakni dibagian Pegunungan utara Borneo (Sarawak serta Sabah), Malaysia dan Pegunungan Meratus yang masuk daerah Indonesia. Ke-2 tempat ini mengagetkan beberapa periset, sebab tempatnya terpisah cukup jauh yakni seputar 950 km.. Walau cukup jauh, tapi ke-2 populasi itu mempunyai macam genetik yang benar-benar rendah serta tunjukkan jadi type yang sama. “Batas negara di antara Malaysia serta Indonesia tidak berlaku untuk type baru ini. Bentangan tempat gambut serta rimba dataran rendah di antara sisi utara serta selatan di pulau Kalimantan ini kelihatannya jadi pembatas, hingga type baru ini cuma bisa diketemukan di lokasi pegunungan baik di utara atau selatan pulau,” tutur Amir. Intimidasi Penemuan Katak Sundul Kalimantan ini bukan yang paling akhir, sebab lokasi Kalimantan masih luas wilayah yang belum tereksplorasi. Begitupun daerah yang lain di Indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, serta Papua. “Hilangnya rimba di Kalimantan jadi intimidasi yang cukup serius buat type ini lokasi berhutan jadi habitat intinya,” tuturnya.
Artikel Terkait : mitokondria

Gaveu et al pada tahun 2014 memberikan laporan seputar 168,493 km2 atau lebih dari 30 % rimba di pulau Kalimantan sudah hilang sepanjang periode waktu 1973 sampai 2010. Simak juga: Karhutla Ancam Flora Endemik di Sumatera serta Kalimantan Menurut Amir, hilangnya lokasi rimba jadi intimidasi serius untuk beberapa jenis yang mungkin belum digambarkan. "Bisa demikian terdeskripsikan waktu itu didapati jadi type yang terancam punah. Atau populasi itu ialah populasi paling akhir, mengingat tidak ada rimba yang lumayan bagus," katanya. Tidak hanya kehancuran habitat, pemakaian komersial jadi hewan peliharaan jadi intimidasi serius. “Kepunahan spesies ini penuhi ketentuan rawan serta bisa saja untuk masuk dalam kelompok status Daftar Merah IUCN jadi bentuk usaha konservasi selanjutnya,” tutur Amir.

No comments:

Post a Comment

Industri Kreatif dalam Bidikan Para Pengusung Modal

Saat ini, pesan kopi di cafe dapat dikerjakan melalui aplikasi. Warunk Upnormal serta Fore Coffee udah mengawalinya. Di Warunk Upnormal, pen...