Wednesday, January 9, 2019

Ini Dia Belajar dari Tidak Adanya ‘al-Kalim’ dalam 99 Asmaul Husna

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنَّ اللهَ وِتْرٌ، يُحِبُّ الْوِتْرَ

Mempunyai arti : “Allah punyai sembilan puluh sembilan nama, siapa saja yg menghafalnya dia masuk surga. Serta kenyataannya Allah itu ganjil, tertarik pada yg ganjil. ”

Hadits diatas banyak diabadikan oleh banyak ulama perawi hadits termasuk juga salah satunya oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya.

Sembilan puluh sembilan nama Allah itu selanjutnya diketahui dengan nama al-asmâ’ al-husnâ (publik umum biasa menyebutkan, asmaul husna, red) , mempunyai arti beberapa nama yg baik. Menunjuk pada satu ayat wa lillâhil asmâul husnâ fad’ûhu bihâ (Allah punyai asmaul husna, jadi berdoalah dengannya) .

Ke-9 puluh sembilan beberapa nama Allah itu tidak cuman yg menyebar dalam Al-Qur’an bisa pula dijumpai di banyak tulisan seperti sampul mushaf Al-Qur’an, hiasan dinding, poster dll. Anda barangkali pernah membacanya, atau bahkan juga sudah menghafalnya.

Coba baca asmaul husna total. Jika sudah tuntas coba bacalah kembali. Cermatilah, apa ada nama Allah al-Kalim di dalamnya?

Duganya kita gak bakal sempat merasa nama al-Kalim dalam asmaul husna. Al-Kalim bermakna Yg Maha Berkata. Ya, dalam asmaul husna ada nama as-Sami’ serta al-Bashir yg bermakna Allah Maha Dengar serta Allah Maha Menyaksikan. Lantas kenapa tdk ada al-Kalim? Apa Allah tdk Maha Berkata? Walaupun sebenarnya kita ketahui jika dalam 20 karakter wajibnya Allah salah satunya ada karakter kalam serta mutakalliman yg perlihatkan jika Allah itu berkata.

Bacalah : asmaul husna dan artinya
Duganya cuma Allah serta Rasulullah yg tahu terkait hal semacam itu. Akan tetapi ada hikmah yg dapat diambil dari tdk tersedianya nama al-Kalim dalam asmaul husna.

Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam—sebagaimana termaktub dalam kitab al-Mafâtih fî Syarhil Mashâbîh—pernah bersabda :

تخلَّقُوا بأخلاق الله

Mempunyai arti : “Berperilakulah kalian sama seperti perilakunya Allah. ”

Pada sabda Rasulullah ini penulis kitab itu Hasan bin Mahmud Al-Mudhhiri menjelaskan :

يعني : ليكنْ فيكم صفاتُ الله مما يمكن أن يكونَ في المخلوق، يعني : كونوا رحماءَ على عباد الله، كما كان الله رحيمًا على عباده، وكذلك باقي الصفات من الكرم والُّلطْف وغير ذلك

Mempunyai arti : “Yakni, setidaknya dalam diri kalian ada sifat-sifat Allah yg sangat mungkin ada di diri seseorang makhluk. Jadilah kalian beberapa orang yg menyayangi hamba-hamba Allah sama seperti Allah menyayangi banyak hamba-Nya. Demikian juga dengan sifat-sifat yang lain seperti dermawan, lemah lembut, serta yang lain. ” (Hasan bin Mahmud Al-Mudhhiri, al-Mafâtih fî Syarhil Mashâbîh, Kuwait, Darun Nawadir, 2012, jilid I, halaman 417)

Dari hadits serta penuturannya diatas dapat diambil satu rangkuman jika tiap-tiap hamba dituntut untuk mengikuti perilaku-perilakunya Allah yg tersirat dalam tiap-tiap asmaul husna sepanjang tingkah laku itu sangat mungkin serta wajar dilaksanakan oleh seseorang hamba. Jika Allah berperilaku welas asih (ar-Rahmân – ar-Rahîm) , gampang mengampuni (al-Ghaffâr – al-Ghafûr) , gampang serta senang memaafkan (al-‘afuw) dan sebagainya pada banyak hamba-Nya, jadi seseorang hamba dituntut untuk berperilaku demikian pada sama-sama makhluk Allah subhanahu wa ta’ala.

Tdk tersedianya nama al-Kalim (Maha Berkata) dalam asmaul husna ada kemungkinan sebab Allah tidak akan banyak hamba-Nya menirunya dengan berperilaku senang berkata. Ini dapat kita lihat, Rasulullah dalam bermacam sabdanya utamakan pada umatnya untuk sedikit berkata, dikit berkata, serta berkata dalam soal yang pasti gunanya saja. Di kesempatan yg beda beliau sempat juga menjelaskan jika banyak orang yg dimasukan ke api neraka ialah sebab hasil tindakan mulutnya. Sesaat banyak ulama dalam tulisan-tulisan hikmah mereka sangatlah utamakan makna utamanya diam.

Selanjutnya, ada tiga tingkah laku inti dalam diri manusia yaitu menyaksikan, dengar, serta berkata. Dalam asmaul husna pada dzat-Nya Allah menyelipkan nama as-Samî‘ serta al-Bashîr yg bermakna Dia Maha Dengar serta Maha Menyaksikan. Akan tetapi pada Dzat Allah tdk menyelipkan nama al-Kalim (Maha Berkata) walau hakikatnya Allah berwujud mutakallim. Ini seperti Allah mau memberikan jika Allah lebih senang dengar serta menyaksikan bagaimana keadaan banyak hamba-Nya ketimbang mengulas tentang hamba-Nya.

Jadi Yg Maha Dengar, Allah mau dengar tiap-tiap keluh kesah banyak hamba-Nya baik yg diungkapkan dalam doa-doa atau dalam perbincangan mereka. Jadi Tuhan yg Maha Menyaksikan Allah lebih senang menyaksikan serta mencermati soal ihwal kehidupan banyak hamba-Nya. Dari dengar serta menyaksikan berikut selanjutnya Allah lakukan tindakan dengan beberapa nama baik dan mulia yang lain. Dengan as-Shamad, Ia berikan serta penuhi kepentingan banyak hamba yg berkeberatan susahnya melakukan kehidupan. Dengan Ar-Rahman serta Ar-Rahim Dia curahkan belas kasih pada tiap-tiap yg lemah. Untuk banyak hamba yg mengaku kekeliruan serta kealpaan Dia kasih ampunan dengan namanya al-Ghaffâr serta al-Ghaffûr. Dengan ar-Razzâq Allah kasih rejeki pada mereka yg mengupayakan mencari anugerah-Nya. Dll.

Dari ini lah kita jadi hamba dituntut untuk lebih dengar, menyaksikan, serta mencermati apakah yg berlangsung di sekitar lingkungan untuk selanjutnya ambil perbuatan yg setidaknya untuk memberi sebanyak-banyak faedah serta maslahat.

Lebih untuk mereka yg di pundaknya ada amanat untuk memberi kesejahteraan untuk rakyat di semua tingkat daerah.  Setidaknya lebih menyaksikan serta dengar soal ihwal kenyataannya yg berlangsung di orang untuk selanjutnya dengan kewenangannya kerjakan beberapa langkah yang pasti memberi faedah serta maslahat untuk mereka.
Artikel Terkait : niat puasa senin kamis

Bukan demikian sebaliknya, kebanyakan orang malah lebih senang banyak bicara memberi komentar apa-apa yg kenyataannya bukan berubah menjadi tanggangujawab, kewenangan, serta kapasitasnya.

Duganya cukup apakah yg tularkan oleh Rasulullah untuk diamalkan dalam kehidupan keseharian, baik dalam dunia riil atau dalam dunia maya, jika siapa saja yg beriman pada Alah serta hari akhir jadi bicaralah yg baik-baik saja, atau  (bila tdk dapat) diamlah. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment

Industri Kreatif dalam Bidikan Para Pengusung Modal

Saat ini, pesan kopi di cafe dapat dikerjakan melalui aplikasi. Warunk Upnormal serta Fore Coffee udah mengawalinya. Di Warunk Upnormal, pen...